FAKTOR KEBUGARAN JASMANI DAN PSIKOLOGI
Psikologi
Psikologi
merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam
hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang
tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak
disadari.
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas
fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh
berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Psikologi
olahraga merupakan bidang dalam psikologi yang memanfaatkan prinsip, konsep,
fakta, dan metode psikologi dan menerapkannya dalam aspek-aspek aktivitas
olahraga seperti aspek belajar, keterampilan, penampilan, pelatihan, dan
pengembangan. (Bucher dalam Apruebo, 2005). ) Jadi psikologi olahraga secara umum merupakan : Ilmu yang
mempelajari tingkah laku para pelaku dan kejiwaan dalam olahraga baik atlet,
official, pelatih, dan juga supporter sekaligus memahami aspek-aspek psikologi
melalui olahraga tersebut.
Faktor Psikis
Faktor psikologis ternyata berpengaruh terhadap tingkat cedera
yang diderita oleh atlet, hal ini terbukti telah diteliti oleh Rotela
dan teman-teman bahwa faktor kepribadian, level stress dan beberapa
sikap tertentu adalah penyebab terjadinya cidera. Adapun faktor-faktor
tersebut antara lain adalah:
1. Faktor kepribadian
Faktor kepribadian adalah faktor yang pertama yang
berhubungan dengan cidera atlet. Para peneliti ingin memahami
apakah konsep diri, pengaruh dari dalam maupun luar dan berpikir
keras sangat berhubungan dengan cidera tersebut. Atlet yang mempunyai
konsep diri yang rendah mudah terkenacidera dibandingkan dengan atlet
yang mempunyai konsep diri tinggi. Penelitian terbaru menunjukan
bahwa faktor pesonaliti seperti optimisme, percaya diri, ketabahan dan
kecemasan berperan dalam cidera atlet.
2. Tingkat stress
Telah diidentifikasi bahwa tingkat stresberperan penting
dalam cidera atlet. Penelitian telahmembuktikan hubungan antara tekanan hidup
dan tingkat cidera. Pengukuran tingkat stres ini di fokuskan pada perubahan
hidup,contohnya putus cinta, pindah ke kota baru, atau perubahan status
ekonomi. Secara keseluruhan bukti-bukti menunjukan bahwa atlet dengan
pengalaman tekanan hidup yang lebih tinggi lebih sering cidera dibandingkan
atlet dengan tekanan hidup yang lebih rendah. Sebaiknya para instruktur
profesional sebaiknya memahami perubahan ini, secara hati-hati memonitor dan
memberikan pelatihan hidup secara psikologis. Penelitian juga telah
mengidentifikasi stress muncul pada atlet ketika cidera dan ketika di
rehabiitasi saat cidera. Contohnya kurangnya
perhatian dan terisolasi. Teknik managemen pelatihan stress tidak
hanya menolong atlet dan instrutur untuk lebih efektif secara
penampilan tetapi juga mungkin menghindari resiko
mereka terkena cidera dan sakit.
·
Hubungan
Stres dengan cedera
Stress
juga dapat meyebabkann cedera karena penyebab utama stress adalah terlalu
memikirkan sesuatu yang berkepanjangan dan berpendapat tidak adanya solusi
sehingga dia berlarut dalam masalah tersebut. Dalam olahraga cedera yang
dialami oleh atlit salah satunnya stress
kerena ada atlit yang memang bertanding tetapi dia mempunyai komitmenn
harus menang akan tetapi hal tersebut tidak terwujud yang akhirnya atlit
tersebut down dan akhirnnya stress.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar