Jumat, 02 Juni 2017

faktor kebugaran jasmani dan psikologi


FAKTOR KEBUGARAN JASMANI DAN PSIKOLOGI

Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Psikologi olahraga merupakan bidang dalam psikologi yang memanfaatkan prinsip, konsep, fakta, dan metode psikologi dan menerapkannya dalam aspek-aspek aktivitas olahraga seperti aspek belajar, keterampilan, penampilan, pelatihan, dan pengembangan. (Bucher dalam Apruebo, 2005). ) Jadi psikologi olahraga secara umum merupakan : Ilmu yang mempelajari tingkah laku para pelaku dan kejiwaan dalam olahraga baik atlet, official, pelatih, dan juga supporter sekaligus memahami aspek-aspek psikologi melalui olahraga tersebut.

Faktor Psikis
Faktor psikologis ternyata berpengaruh terhadap tingkat cedera yang diderita oleh atlet, hal ini terbukti telah diteliti oleh Rotela dan teman-teman bahwa faktor kepribadian, level stress dan beberapa sikap tertentu adalah penyebab terjadinya cidera. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
1.      Faktor kepribadian
Faktor kepribadian adalah faktor yang pertama yang berhubungan dengan cidera atlet. Para peneliti ingin memahami apakah konsep diri, pengaruh dari dalam maupun luar dan berpikir keras sangat berhubungan dengan cidera tersebut. Atlet yang mempunyai konsep diri yang rendah mudah terkenacidera dibandingkan dengan atlet yang  mempunyai konsep diri tinggi. Penelitian terbaru menunjukan bahwa faktor pesonaliti seperti optimisme, percaya diri, ketabahan dan kecemasan berperan dalam cidera atlet.

2.      Tingkat stress
Telah diidentifikasi bahwa tingkat stresberperan penting dalam cidera atlet. Penelitian telahmembuktikan hubungan antara tekanan hidup dan tingkat cidera. Pengukuran tingkat stres ini di fokuskan pada perubahan hidup,contohnya putus cinta, pindah ke kota baru, atau perubahan status ekonomi. Secara keseluruhan bukti-bukti menunjukan bahwa atlet dengan pengalaman tekanan hidup yang lebih tinggi lebih sering cidera dibandingkan atlet dengan tekanan hidup yang lebih rendah. Sebaiknya para instruktur profesional sebaiknya memahami perubahan ini, secara hati-hati memonitor dan memberikan pelatihan hidup secara psikologis. Penelitian juga telah mengidentifikasi stress muncul pada atlet ketika cidera dan ketika di rehabiitasi saat cidera. Contohnya kurangnya perhatian dan terisolasi. Teknik managemen pelatihan stress tidak hanya menolong atlet dan instrutur untuk lebih efektif secara penampilan tetapi juga mungkin menghindari resiko mereka terkena cidera dan sakit.

·         Hubungan Stres dengan cedera
Stress juga dapat meyebabkann cedera karena penyebab utama stress adalah terlalu memikirkan sesuatu yang berkepanjangan dan berpendapat tidak adanya solusi sehingga dia berlarut dalam masalah tersebut. Dalam olahraga cedera yang dialami oleh atlit salah satunnya stress  kerena ada atlit yang memang bertanding tetapi dia mempunyai komitmenn harus menang akan tetapi hal tersebut tidak terwujud yang akhirnya atlit tersebut down dan akhirnnya stress.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar